Irfan
Stoikisme merupakan salah satu aliran filsafat yang intinya membantu kita untuk membantu kita mengontrol emosi negatif dan melipatgandakan rasa syukur serta kebahagiaan kita.
Dimensi Internal
Merupakan segala sesuatu yang ada dalam kendalimu secara penuh seperti : kreativitasmu, semangatmu, usahamu, komitmenmu.
Dimensi Eksternal
Merupakan sesuatu yang berada di luar kendalimu. Misalnya : pendapat orang lain, respon orang lain, dan penilaian orang lain.
Masalahnya di era sekarang, banyak diantara kita yang menaruh faktor kepuasan dan kebahagiaan pada dimensi eksternal, yang pada dasarnya tidak dapat kita kontrol sama sekali.
Contoh : banyak orang yang posting di sosial media pamer tentang jabatan dan kekayaannya hanya untuk mencari pembuktian, agar mendapat banyak like dan komentar pujian. Padahal kita semua tahu bahwa like dan komentar orang lain itu ada diluar kendali kita.
Contoh lainnya. Misal kamu ingin melamar kerja sebagai seorang UI/UX Designer. Dimensi internalmu adalah kualitas desainmu, etikamu, serta caramu mempresentasikan karyamu. Sementara dimensi eksternalmu adalah respon serta keputusan HRD tersebut, apakah dia akan merekrut kamu.
Banyak faktor yang mempengaruhi hal ini, dan semua faktor tersebut ada di luar kendalimu. Semakin besar kamu memusatkan kebahagiaanmu pada dimensi eksternal, semakin besar pula kemungkinan kamu untuk merasa kecewa dan patah hati.
Nah,Stoikisme ini datang untuk menyadarkan kepada kita bahwa sebenarnya bisa memindahkan faktor kepuasan dan kebahagiaan dari dimensi eksternal ke dimensi internal. Artinya kepuasan dan kebahagiaan kita akan kita rasakan ketika kita melakukan/mencapai sesuatu sesuai dengan kehendak kita, bukan karena pendapat orang lain.
Selain itu, stoikisme mengajarkan kita untuk bersikap rasional, artinya ketika kita ingin melakukan sesuatu kita juga harus memikirkan apa kemungkinan terburuk yang bisa terjadi. Jadi dengan membayangkan kemungkinan terburuk, kita akan lebih siap, lebih bisa menerima serta lebih bisa move on ketika hal tersebut memang terjadi. Jadi selalu lakukan yang terbaik dan bersiap untuk yang terburuk.
"Berikan saya ketenangan untuk menerima apa yang tidak bisa saya ubah, keberanian untuk mengubah apa yang bisa saya ubah, dan kebijaksanaan untuk tahu perbedaan antara keduanya" - Reinhold Nieburh.
Stoikisme mengajarkan kita untuk memikirkan hal-hal yang ada di dalam kendali kita, mendefinisikan apa yang ingin kita capai, apa yang mau kita kejar dan menghilangkan semua distraksi yang ada.
Manusia adalah pelupa yang handal, maka menulislah agar kamu dapat mengingat apa yang pernah kamu pikirkan.