Irfan
Senyuman merupakan ekspresi yang kerap digunakan sebagian sebagai “topeng” dalam beberapa situasi tertentu. Senyuman seringkali dianggap sebagai ekspresi yang mudah untuk dilakukan. Kita bisa tiba-tiba tersenyum ketika melihat anak kecil yang sangat menggemaskan atau mungkin memberi senyum kepada atasan karena sungkan.
Sebuah senyuman ternyata juga mampu mempengaruhi sikap orang lain dalam sebuah komunikasi, biasanya sebuah senyuman mampu mendorong timbulnya kesan yang positif. Salah satu contoh yang mungkin pernah kita rasakan, yaitu ketika k ita lebih suka untuk makan di suatu warung, bukan karena harganya yang lebih murah, namun karena pelayanannya yang lebih ramah dan senyuman pelayan yang lebih lebar dan tulus kepada para pelanggannya.
Senyum Tulus
Senyum yang sebenarnya atau senyuman yang dirasakan, muncul sebagai reaksi terhadap suatu hal, jenis senyuman seperti ini timbul tanpa adanya kontrol oleh saraf sadar kita. Senyuman ini ditandai dengan adanya koordinasi gerakan antara mulut, pipi, dan mata. Ciri lainnya adalah senyuman ini memiliki awalan dan akhiran yang lambat.
Senyum Sosial
Jenis senyum yang sering muncul ketika kita berkomunikasi dengan orang yang lebih tua, orang yang kita hormati, ataupun orang yang baru kita kenal. Senyum ini biasanya timbul sebagai perwujudan rasa sungkan kita terhadap seseorang. Dalam sebagian besar kasus, senyuman ini tidak akan menimbulkan permasalahan besar. Senyuman seperti ini sering kali dianggap sebagai “pelumas” sosial dan memiliki kesan yang ramah.
Senyum Palsu
Sebuah senyuman yang sering kali digunakan untuk menutupi perasaan yang sebenarnya. Sebagian orang mungkin berusaha menampakkan “wajah yang bahagia” ketika ia sedang tidak merasa demikian. Sebagian dari kita mungkin memiliki insting untuk mengetahui senyum yang palsu ini. Karena senyuman ini ditandai dengan ketidaksesuaian ekspresi wajah dan dilakukan secara cepat.
Senyum sinis
Senyum yang timbul sebagai ekpresi tidak nyaman atau mungkin kecewa terhadap seseorang. Jenis senyum ini seringkali digunakan untuk menyindir, mengejek, maupun sebagai ungkapan rasa benci terhadap seseorang. Namun orang tersebut ingin mengekspresikannya secara “halus”.
Kesimpulan
Bagaimanapun kondisimu tetap usahakan untuk “full senyum”, karena senyum akan menimbulkan perasaan “baik-baik saja”. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Ekman, setiap ekspresi itu mampu menciptakan emosi dan senyuman akan memberikan emosi positif ke dalam diri kita. Seperti kata pepatah “Tersenyumlah dan seluruh dunia akan tersenyum bersamamu.”
Manusia adalah pelupa yang handal, maka menulislah agar kamu dapat mengingat apa yang pernah kamu pikirkan.