Blog
Feb 11, 2022

Aku Saya dan Hamba

Aku, saya, dan hamba. Apa perbedaan dari ketiga kata tersebut? Bukankah ketiga kata itu sama saja – sama-sama kata ganti orang pertama tunggal?

Ternyata tiga kata tersebut memiliki kesadaran diri yang berbeda.

  • Kesadaran ‘aku’

merujuk kepada kenyataan diri kita sebagai makhluk Allah yang paling mulia. Kesadaran ini menunjukkan bahwa setiap manusia itu istimewa, karena memiliki akal pikiran. Setiap manusia itu berharga, setiap manusia memiliki cita-cita dan mampu untuk meraih cita-cita tersebut. Wujud dari kesadaran ini adalah rasa syukur, harapan, dan percaya diri.

  • Kesadaran ‘saya’

adalah kesadaran akan segala kelemahan dan kesalahan yang pernah kamu lakukan. Kesadaran ‘saya’ merujuk  kepada kenyataan diri  yang tidak sempurna – banyak kelemahan dan kekurangan. Kesadaran ‘saya’  menunjukkan bahwa setiap manusia itu membutuhkan sesuatu yang ada diluar dirinya – baik itu alam, sesama manusia, dan Tuhan untuk disembah. Wujud dari kesadaran ini adalah rasa tawaduk, khawatir, dan kerendahan hati.

  • Kesadaran 'hamba’

⁠adalah kesadaran akan kedudukanmu di hadapan Allah sang pencipta dan pengatur. Kesadaran ‘hamba’ merujuk kepada kenyataan diri kita tidak diciptakan secara sia-sia, namun memiliki amanah dan tanggung jawab. Kesadaran ‘hamba’ menunjukkan tuntutan untuk kita serius dalam menjalankan amanah, mematuhi perintah, dan mematuhi tuntunan-Nya. Wujud dari kesadaran ini adalah kepatuhan dan keikhlasan.

Kesimpulan

Kita sebagai manusia harus seimbang dalam menggunakan 3 kesadaran di atas. Kapan ‘aku’ dengan percaya diri tampil di depan; kapan ‘saya’ dengan kerendahan hati menebarkan kedamaian; serta bagaimana ‘hamba’ menjalankan fungsinya pada setiap kesempatan.

Apabila ‘aku’ saja yang digunakan, maka diri kita akan penuh kesombongan dan keangkuhan. Apabila ‘saya’ saja yang digunakan, maka diri kita akan penuh ketakutan dan keraguan. Apabila ‘hamba’ saja yang digunakan, maka mungkin kepatuhanmu terhadap tuhan itu hanya pamrih dan untuk meraih keuntungan kekuasaan duniawi.  

Irfan

Irfan

Manusia adalah pelupa yang handal, maka menulislah agar kamu dapat mengingat apa yang pernah kamu pikirkan.

Komentar

Blog terkait

Kategori